Curug Halo Indonesia - Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug melaksanakan upacara prosesi wisuda terhadap 251 taruna/taruni dari 4 jurusan yang ada 251 LULUSAN STPI CURUG SIAP BERKIPRAH MENGHADAPI ERA INDUSTRY 4.0 AriefM Edie Ka Biro Hukum dan Kerjasama IPDN, Perwira Upacara Pada Pelantikan Pamong Praja Muda luLusan IPDN 2022 02/08/2022 02/08/2022 oleh redaksi Dr Arief M Edie, mantan Dir Pol PP Linmas Kemendagri mendapat kepercayaan sebagai Perwira Upacara Pada Pelantikan Pamong Praja Muda luLusan IPDN th 2022, di Istana Wakil Presiden RI. TANGERANG Polsek Curug melaksanakan Giat Vaksinasi Merdeka di Gerai Vaksinasi TNI - Polri, bertempat di Aula Polsek Curug, Jalan Raya STPI Curug KM.5, Curug Wetan, Tangerang, Curug Wetan, Kec. Curug, Tangerang. Jumat (06/08/21). Giat Vaksinasi Merdeka di Gerai Vaksinasi TNI - Polri dipimpin langsung oleh Kapolsek Curug AKP Agung Nugroho, SH didampingi oleh Wakapolsek STPICurug Harus Tetap Jaga Kualitas Lulusan. Biro Komunikasi dan Informasi Publik - Senin, 30 November 2015 Jumlah Dilihat: 3426 kali . TANGERANG - Sebagai institusi pendidikan dan latihan di bidang penerbangan tertua di Indonesia, Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug, Kabupaten Tangerang Provinsi Banten diminta untuk menjaga Vay Tiền Trả Góp 24 Tháng. - Seleksi masuk Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia STPI atau Politeknik Penerbangan Indonesia PPI Curug sudah dibuka pendaftarannya sejak 9 April 2022. Calon peserta yang ingin mendaftar di sekolah kedinasan tersebut diharuskan memenuhi sejumlah syarat. Rangkaian seleksi masuk STPI atau PPI Curug 2022 tergabung dalam rangkaian Seleksi Penerimaan Calon Taruna/Taruni Sipencatar Kementerian Perhubungan Kemenhub. Kegiatannya akan berjalan bersamaan dengan seleksi masuk 21 sekolah Kemenhub lainnya. Seleksi STPI atau PPI Curug 2022 yang dibuka saat ini adalah pola pembibitan Kemenhub dan pola pembibitan khusus putra/putri Papua/Papua Barat. Pendaftarannya dapat dilakukan secara online melalui Periode pendaftaran akan dibuka sampai tanggal 30 April 2022 pukul merupakan salah satu sekolah kedinasan penerbangan yang ada di Indonesia. Melansir laman resminya, dulu STPI dikenal dengan nama Pendidikan dan Latihan Penerbangan PLP. Sekolah kedinasan yang bergerak di bawah Kemenhub itu baru disebut sebagai STPI sejak tahun 2000. Namun, setelah 20 tahun menyandang nama STPI, sekolah kedinasan ini resmi mengganti namanya menjadi PPI-Curug pada 2021. STPI atau PPI Curug memiliki kampus utama yang berlokasi di Banten, tepatnya di Jalan Raya PLP Curug, Serdang Wetan, Kecamatan Legok, Kota Tangerang. Baca juga Biaya Formulir Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2022 Sesuai PNBP Jumlah Pelamar Sekolah Kedinasan 2022 Terbanyak & Kuota Penerimaan Syarat Masuk Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia 2022 Melansir Sipencatar Dephub, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi calon pendaftar untuk melamar sekolah kedinasan Kemenhub 2022, termasuk STPI atau PPI Curug, sebagai berikut 1. Warga Negara Indonesia WNI; 2. Berusia maksimal 23 tahun dan minimal 16 tahun pada 1 September 2022; 3. Memenuhi persyaratan nilai berikut bukan hasil pembulatan Lulusan tahun 2021 dan sebelumnya memiliki nilai rata-rata ujian yang tertulis pada ijazah tidak kurang dari 7,0/10; 70/100; atau 2,8/4. Sedangkan untuk peserta formasi putra/putri Papua/Papua Barat memiliki nilai minimal 6,5/10; 65/100; atau 2,6/4; Lulusan tahun 2022 memiliki nilai rata-rata rapor untuk komponen pengetahuan pada semester genap kelas XI dan semester gasal kelas XII sebesar 70/100. Sementara, untuk peserta formasi putra/putri Papua/Papua Barat nilai minimal di dua semester minimal 65/100. Peserta harus dinyatakan lulus saat pendaftaran ulang dengan menunjukkan ijazah SLTA; Lulusan tahun 2021 dan sebelumnya jika rata-rata ijazah menggunakan skala penilaian 1-10 atau skala penilaian 1-3 wajib untuk mengonversi nilai menjadi skala 100 sesuai dengan panduan yang tercantum di website Peserta juga wajib melampirkan surat keterangan dari sekolah asal yang ditandatangani oleh kepala sekolah; Bagi lulusan luar negeri atau memiliki ijazah berbahasa asing wajib melampirkan surat penyetaraan atau persamaan ijazah dari Kemendikbud; 4. Peserta pria memiliki tinggi badan 160 cm, sedangkan wanita 155 cm, namun khusus untuk prodi D-IV Penerbang, pria minimal 165 dan wanita minimal 163 cm; 5. Pendaftar formasi pola pembibitan Kemenhub khusus putra/putri Papua/Papua Barat wajib mencantumkan surat keterangan Orang Asli Papua OAP yang dikeluarkan oleh kepala desa/lurah/kepala suku di wilayah Papua/Papua Barat; 6. Berbadan sehat, tidak cacat fisik dan mental, bebas HIV/AIDS, serta bebas narkoba; 7. Peserta pria tidak bertato/memiliki bekas tato dan tidak ditindik/bekas tindik telinganya atau anggota badan lainnya, kecuali yang disebabkan oleh ketentuan agama/adat dibuktikan dengan surat keterangan dari pemuka agama/adat; 8. Peserta wanita tidak bertato/memiliki bekas tato dan tidak ditindik/bekas tindik di anggota badan lainnya selain telinga dan tidak berlubang tindik di telinga lebih dari satu padang kiri dan kanan, kecuali yang disebabkan oleh ketentuan agama/adat dibuktikan dengan surat keterangan dari pemuka agama/adat 9. Memiliki ketajaman penglihatan normal dan tidak ada kelainan buta warna baik parsial maupun total; 10. Tidak sedang menjalani dan terancam hukuman pidana karena melakukan kejahatan; 11. Belum pernah diberhentikan dengan tidak hormat dan/atau mengundurkan diri sebagai Taruna/Taruni di lingkungan Badan Pengembangan SDM Perhubungan; 12. Bersedia mentaati segala peraturan pada pelaksanaan Pola Pembibitan Perguruan Tinggi di lingkungan Kementerian Perhubungan; 13. Bersedia diberhentikan dengan tidak hormat jika melakukan tindakan kriminal antara lain mengkonsumsi dan atau memperjualbelikan narkoba, melakukan tindak kekerasan perkelahian, pemukulan, pengeroyokan, perundungan, dan melakukan tindakan asusila atau penyimpangan seksual; 14. Khusus formasi pola pembibitan Kemenhub bersedia ditempatkan di Unit Pelaksana Teknis UPT Kemenhub di seluruh wilayah Indonesia setelah menyelesaikan pendidikan; 15. Dinyatakan gugur apabila terbukti melakukan pemalsuan identitas/dokumen; 16. Melakukan pembayaran biaya pendaftaran sesuai perguruan tinggi yang dituju; 17. Bersedia menandatangani Surat Pernyataan Calon Taruna/Taruni bermaterai Rupiah; 18. Memiliki e-mail dan nomor telepon yang masih aktif dan valid. Jurusan dan Kuota Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia 2022 Terdapat tujuh jurusan atau program studi prodi yang bisa didaftarkan oleh calon peserta Sipencatar STPI atau PPI Curug 2022. Ketujuh jurusan memiliki jenjang yang beragam, mulai dari Diploma III D-III hingga Diploma IV D-IV. Setiap jurusan akan menetapkan kuota tertentu sesuai dengan formasi yang didaftar. Berikut daftar jurusan dan kuota STPI atau PPI Curug 20221. Jurusan D-IV Penerbang Kuota formasi pola pembibitan Kemenhub 16 taruna/taruni 2. Jurusan D-IV Teknik Listrik Bandar Udara TLB Kuota formasi pola pembibitan Kemenhub 22 taruna/taruni Kuota formasi khusus putra/putri Papua/Papua Barat 2 taruna/taruni 3. Jurusan D-III Teknik Mekanikal Bandar Udara TMB Kuota formasi pola pembibitan Kemenhub 64 taruna/taruni Kuota formasi khusus putra/putri Papua/Papua Barat 8 taruna/taruni 4. Jurusan D-III Teknik Bangunan dan Landasan TBL Kuota formasi pola pembibitan Kemenhub 48 taruna/taruni 5. Jurusan D-III Operasi Bandar Udara OBU Kuota formasi pola pembibitan Kemenhub 72 taruna/taruni 6. Jurusan D-III Pertolongan Kecelakaan Pesawat Kuota formasi pola pembibitan Kemenhub 70 taruna/taruni Kuota formasi khusus putra/putri Papua/Papua Barat 2 taruna/taruni 7. Jurusan D-III Penerbangan Aeronautika Kuota formasi pola pembibitan Kemenhub 24 taruna/taruni Baca juga Pendaftaran IPDN 2022 Kuota, Link Pendaftaran, dan Cara Daftar Sscasn Dikdin 2022 Syarat Pendaftaran Sekolah Kedinasan PTDI-STTD Sekolah Kedinasan di Bawah Kemenhub 2022 Link Daftar, Cara, Syarat - Pendidikan Penulis Yonada NancyEditor Yantina Debora Sekoalah Tinggi Penerbangan Indonesia Curug STPI Curug merupakan salah satu perguruan tinggi kedinasan yang berada di bawah Kementrian Perhubungan Republik Indonesia. STPI Curug memiliki tugas dan fungsi mendidik putra-putri terbaik bangsa Indonesia untuk menjadi sumber daya manusia yang ahli dan terampil di bidang penerbangan, yang diakui secara nasional maupun internasional. Sejarah Singkat Sejak berdirinya pada tahun 1952 sampai saat ini Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia STPI telah mengalami beberapa kali perubahan nama dan statusnya. Nama yang pertama kali adalah Akademi Penerbangan Indonesia API yang didirikan pada 1 Juni 1952 di Gempol. Kemayoran–Jakarta. Kemudian pada tahun 1954 API pindah ke komplek Sekolah Tinggi Penerbangan Curug, Tangerang, Banten. Peresmiannya oleh Menteri Perhubungan Rl Ir H. rangka program Pembangunan Lima Tahun PELITA. Pada tahun 1969 API berubah menjadi Lembaga Pendidikan dan Penerbangan Udara LPPU dan berada di bawah Direktorat Jenderal Udara dan Pelatihan Perhubungan. Setelah adanya UU No. 44 dan 45 tahun 1975 maka LPPU dibagi menjadi dua instansi yaitu Pusat Pendidikan Perhubungan Udara PUSDIKLAT serta Pendidikan dan Latihan Penerbangan PLP yang berada di bawah tanggungjawab Badan Pendidikan dan Pelatihan Perhubungan. Berdasarkan Surat Keputusan Menten Perhubungan Nomor KM. 50/OT/Phb-1978, salah satu unit kerja PLP yang menangani Bandar udara lepas dan berdiri sendiri dan menjadi Bandar Udara Budiarto yang berada di bawah kantor wilayah Departemen Perhubungan propinsi Jawa Barat. Nama Bandar Udara Budiarto diambil dari nama Direktur API yang ke 4 yang meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat terbang Fokker 27 di Filipina tahun 1967. Program pendidikan yang dilaksanakan PLP sampai dengan tahun 1980 adalah program non diploma dengan kurikulum yang mengacu pada Organisasi Penerbangan Sipil Internasional ICAO. Pada tahun 1981 PLP berstatus perguruan tinggi yang melaksanakan pendidikan program diploma dua untuk diklat awal dan diploma tiga untuk diklat lanjutan. Berdasarkan UU No 289 dan PP No 30/90 PLP diharuskan menyesuaikan statusnya menjadi salah satu perguruan tinggi yaitu Institut, Sekolah Tinggi, Akademi, atau Politeknik. Melalui perjuangan yang cukup keras dengan dibantu oleh konsorsiurn dari Institut Teknologi Bandung ITB, pada tanggal 10 Maret 2000 keluar Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2000 tentang Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia STPI yang menyatakan bahwa STPI adalah Perguruan Tinggi Kedinasan dilingkungan Departemen Perhubungan yang mempunyai tugas menyelenggarakan program pendidikan profesional dibidang penerbangan. Tindak lanjut dari Kepres No. 43 tahun 2000 tersebut telah diterbitkan keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 64 tahun 2000 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia, dan Keputusan Menteri Perhubungan No. tentang Statuta Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia. Sejak saat itu STPI berhak menyelenggarakan program pendidikan setingkat Sarjana yaitu sampai Diploma IV, dan lulusan Diploma IV berhak menyandang gelar Sarjana Sains Terapan Status Sekolah dan Biaya STPI merupakan sekolah kedinasan yang berada di bawah Kementrian Perhubungan yang berstatus non ikatan dinas. Jadi biaya perkuliahan sepenuhnya ditanggung oleh mahasiswa itu sendiri. Biaya pendidikan sekolah pilot di STPI Curug relatif murah, berkisar Rp 45 juta untuk progam pendidikan Diploma II, karena biaya bahan bakar dan perawatan pesawat sudah di tanggung oleh pemerintah. Progam Pendidikan Progam studi yang ada di STPI, di antaranya 1. Jurusan Penerbangan STPI Curug mendidik dan melatih Taruna menjadi Penerbang berkualifikasi Commercial Pilot Licence CPL, Multy Engine ME dan Instrument Rating IR. Terdiri dari 3 Program Studi a. Program Studi Penerbang Sayap Tetap b. Program Studi Penerbang Sayap Putar c. Program Studi Flight Operation Officer FOO/Operasi Pesawat Udara 2. Jurusan Teknik Penerbangan Mendidik dan melatih calon Teknisi pesawat udara, telekomunikasi dan navigasi udara, listrik dan mekanikal bandar udara serta teknisi bangunan dan landasan. Terdiri dari program studi a. Program Studi Teknik Pesawat Udara b. Program Studi Teknik Telekomunikasi dan Navigasi Udara c. Program Studi Teknik Listrik Bandar Udara d. Program Studi Teknik Mekanikal Bandar Udara e. Program Studi Teknik Bangunan dan Landasan 3. Jurusan Keselamatan Penerbangan Menyelenggarakan diklat dengan tujuan peserta didik mempunyai ketrampilan dan pengetahuan di bidang keselamatan penerbangan. Terdiri dari 4 program studi, yaitu a. Program Studi Pemanduan Lalu Lintas Udara b. Program Studi Penerangan Aeronautika c. Program Studi Komunikasi Penerbangan d. Program Studi Pertolongan Kecelakaan Penerbangan 4. Jurusan Manajemen Penerbangan Menyelenggarakan diklat dibidang operasi dan administrasi penerbangan. Mempunyai 3 program studi a. Program Studi Operasi Bandar Udara b. Program Studi Administrasi Perhubungan Udara c. Program Studi Manajemen Transportasi Udara Syarat Pendaftaran Warga Negara Indonesia berumur tidak lebih dari 23 tahun pada tanggal yang sudah di tentukan oleh panitia Jenis Kelamin Pria atau Wanita; untuk program studi PKP Pria Belum pernah menikah dan sanggup tidak menikah selama dalam pendidikan. Sehat jasmani dan rohani, bebas narkoba, tidak cacat tubuh, tidak berkacamata tanpa alatbantu penglihatan , tidak memakai kawat gigi dan tidak buta warna. Tinggi badan minimal Pria 163 cm dan Wanita 155 cm, Pendidikan Penerbang pria 167 cm dan Wanita 165 cm. Sanggup mentaati dan mematuhi semua peraturan yang berlaku selama dalam pendidikan. Jalur Penerimaan Mahasiswa Baru Jalur masuk ke STPI hanya dengan pendaftaran umum dan melakukan tes , tes berupa tes potensi akademik, seleksi kesemaptaan, wawancara, psikologi, dan kesehatan untuk menentukan masuk atau tidaknya calon taruna yang akan mendaftar. Tahapan seleksi untuk studi non-penerbangan berbeda dengan studi penerbangan. Perbedaannya untuk progam studi penerbangan harus melalui tes bakat terbang, sedangkan progam non-penerbangan tidak perlu melalui tes tersebut. Ketua STPI, Ir Yudhi Sari Sitompul Foto-FotoSH/Farida Denura Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia STPI Curug yang berlokasi di Jl. Raya PLP Curug, Legok, Tangerang, Banten pernah mengalami kejayaan bahkan disegani di Asia karena kemampuannya mencetak pilot yang handal. Semua maskapai penerbangan yang ada, menggunakan lulusan STPI. Bukan hanya pilot melainkan juga tenaga teknik penerbangan, petugas keselamatan, dan manajemen penerbangan. Maklum di sekolah itu terdapat 4 jurusan, yaitu Jurusan Penerbang, Jurusan Teknik Penerbangan, Jurusan Keselamatan Penerbangan dan Jurusan Manajemen Penerbangan. Setiap jurusan pendidikan terbagi dalam beberapa program studi sesuai dengan minat dan bakat peserta pendidikan dan pelatihan. Saat ini terdapat 16 program studi prodi. Ketua STPI, Ir Yudhi Sari Sitompul, dalam percakapan dengan SH, Selasa 21/4 lalu di ruang kerjanya mengakui masa jaya STPI tersebut. Meski belum lama memimpin STPI, Sari Sitompul ingin mengembalikan kembali kejayaan tersebut melalui berbagai inovasi yang dilakukan di STPI. Tentu inovasi yang dimaksud Sari Sitompul guna mempersiapkan taruna-taruni untuk ready for MEA, paling tidak para mahasiswa dan dosen telah siap dengan bahasa Inggris. Meski menurut mantan Kepala Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan ini Kurikulum dan silabus pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh STPI Curug mengacu pada standar nasional Departemen Pendidikan Nasional RI dan internasional International Civil Aviation Organization/ICAO. Saat ini Sari Sitompul bersama manajemen STPI tengah melakukan berbagai pembenahan baik kurikulum maupun sumber daya manusia dan diharapkan Juni 2015 STPI Curug sudah menjadi Badan Layanan Umum disingkat BLU. Dosen-dosen kata Sari Sitompul sudah disiapkan untuk mampu berbahasa Inggris. Dan saat ini tambah dia baru satu kelas yaitu kelas Teknik Pesawat Udara yang sudah berstandar international, IASA di bawah universitas di AST Inggris. Kelas itu, benar-benar merupakan kelas internasional dan baru setahun berjalan. Selain itu tentunya ke depan akan membuka kelas internasional untuk ATC. Dengan demikian STPI dapat mensuplai tenaga-tenaga ATC handal untuk bekerja di luar negeri. “Sebenarnya, kalau sekolah-sekolah di dunia penerbangan seperti halnya pilot, general traffic controler, teknik pesawat udara itu sudah berstandar internasional. Jadi, tidak perlu khawatir dalam menyiapkan STPI selain untuk kebutuhan di dalam negeri sendiri maupun luar negeri. Saya sedang merancang agar kita bisa go international,”kata Sari Sitompul yang memiliki hobi baca dan jalan. Rencana tersebut sesuai dengan keinginan Menteri Perhubungan RI, Ignatius Jonan dan juga di masa mendatang subsidi pemerintah akan dikurangi karena adanya PP No. 11 mengenai Penerimaan Negara Bukan Pajak dimana Pemerintah mencari anggaran daripada hal lain bukan pajak. Ini berarti STPI Curug sudah bisa mempromosikan dan mencari mahasiswa baru atau mengembangkan guna mendukung pendapatan tersebut. “Untuk persiapan BLU. Dalam waktu dekat kami baru mempersiapkan kurikulum dan orangnya. Pengajarnya dari STPI juga, jika dari luar kami akan mengundang bekas Direksi di industri penerbangan untuk berbagi pengalaman. Kalau semua sudah siap baru kami siapkan materi promosi baik di media cetak maupun online,”terang ibu 3 anak ini. Dengan BLU, Sari Sitompul boleh jualan konsep inovasi maupun pengembangan STPI Curug yang tahun ini genap berusia 61 tahun. Misalnya, dengan membuka short course aviation international seperti halnya dikembangkan di Singapore, Bangkok, dan China tentu dengan harga yang lebih murah dibandingkan ketiga negara tersebut. Itu langkah pendek Sari Sitompul. “Kita ngga perlu khawatir untuk mempersiapkan mulai saat ini. Kami sedang godok pemasukan uang ke negara dan kami berharap bisa mendapatkan dari situ. Rencananya, short course tersebut juga akan berlangsung di Curug,”jelas alumnus Elektronika Universitas Trisakti Jakarta. Selain short course international, melalui BLU, Sari Sitompul juga berencana mengembangkan bisnis lainnya di luar bisnis penerbangan misalnya dengan mendirikan klinik komersial atau RS komersial, memperbaiki kolam renang yang ada dengan menambah fasilitas untuk kemudian disewakan serta masih banyak unit bisnis lainnya yang menunjang pendapatan STPI seperti halnya bekerjasama dengan minimarket maupun retail lainnya untuk membuka di lingkungan STPI Curug. Sari Sitompul jadi teringat akan sebuah bandara luar negeri yang bukan saja sebuah bandara melainkan menjadi sebuah pusat perbelanjaan yang diminati pengunjung. “Kita mau buat unit-unit bisnis non penerbangan yang bisa menghasilkan uang untuk negara,”ujar perempuan workaholic Go InternationalDengan BLU kata Sari Sitompul, maka seluruh karyawan baik dosen maupun staf akan mendapatkan insentive dan tentu gaji pun juga akan mengalami perubahan. Selain menuju BLU, Sari Sitompul memang memiliki impian untuk mengantar STPI Curug menjadi go international. Sari Sitompul mengamati saat ini banyak tenaga teknik pesawat udara yang bekerja di penerbangan asing merupakan lulusan STPI Curug. Sementara pesawat komersial Indonesia sendiri justru orang asing yang bekerja.”Kita harus me-reduce itu dengan menyiapkan tenaga-tenaga airline dari Indonesia,”tegasnya. Saat ini kata dia STPI telah menjalin kerjasama dengan airline seperti Garuda maupun airline swasta lainnya mempersiapkan SDM sesuai kebutuhan mereka. Jadi link and match sesuai kebutuhan mereka. Beberapa maskapai nasional yang mempunyai simulator dan fasilitas pendidikan sendiri, seperti Garuda Indonesia, Lion Air, Wings Air, Batik Air, Sriwijaya Air dan lainnya rata-rata mengambil pilot dari STPI. Sampai tahun 2014, sudah ribuan alumni Sekolah Tinggi Ilmu Penerbangan STPI baik pilot atau ATC Air Traffic Controller . Mereka tersebar di berbagai perusahaan penerbangan asing dan lokal, bahkan menjadi pejabat di Kementerin Perhubungan Kemenhub RI. Lulusan STPI banyak dan kini 100% terserap lapangan kerja terutama untuk penerbang. Selama ini, kebutuhan pilot di Indonesia antara 400-500 orang per tahun. Sedangkan kemampuan STPI hanya bisa mendidik antara 100-150 orang per tahun. Jika ditambah sekolah-sekolah penerbangan swasta, jumlahnya sekitar itu juga. Jadi, paling banyak 300 orang pilot yang bisa diluluskan setiap tahun. Jadi tidak aneh jika mereka langsung diserap maskapai penerbangan untuk tenaga ATC, Teknik Navigasi Udara, Tenaga Keselamatan Udara, STPI Curug kata Sari Sitompul telah menjalin kerjasama dengan Penyelenggara Pelayanan Penerbangan Navigasi Indonesia dimana lulusan dari jurusan ini 100% langsung diserap BUMN. Maklum Sari Sitompul ketika menjabat Kepala Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara, Kemenhub RI telah membuat MoU yang ditandatangani Dirut Angkasa Pursa I,II,III dan airline Indonesia dengan Kepala Badan. Sari Sitompul membuat satu konsep yang akhirnya sejak itu 100% lulusan STPI langsung terserap di BUMN-BUMN tersebut. Harus diakui, mutu lulusan STPI tak kalah dibanding sekolah pilot negara lain. Maskapai asing buktinya banyak mencari lulusan STPI. “Hal ini merupakan indikasi lulusan kita baik dan diterima pasar,”kata perempuan yang kini berusia 57 tahun dan sangat disiplin dalam hidupnya. Fasilitas praktikum, simulator serta bandara Sudiarto Curug serta instruktur profesional dan terlatih menjadi nilai tambah tersendiri bagi STPI. Semua tersedia di satu kawasan, yaitu Kompleks STPI Curug, Tangerang. “Jika dibandingkan sekolah pilot lain di Indonesia, STPI masih yang terbaik dan terlengkap fasilitasnya. Kualitas lulusan juga lebih unggul, baik wawasan keilmuan mereka serta ketrampilan fisik sebagai penerbangan lebih baik. Inilah STPI dengan semua prestasidan kinerja yang telah diukirnya,” tegas Sari Sitompul. STPI Curug menerapkan proses penerimaan siswa-sisiwa yang terbilang cukup sulit. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya rangkaian tahapan seleksi yang harus dilalaui oleh para calon peserta didik, seperti tes potensi akademik, seleksi kesamaptaan, psikotes, dan wawancara, tes kesehatan I dan II, dan tes bakat terbang. Dari rangkaian tahapan seleksi ini, jumlah peserta yang diterima oleh STPI adalah tak lebih dari 20 orang saja dari ribuan peserta. Program perkuliahan makin disempurnakan sesuai dinamika serta kebutuhan di masyarakat. Fasilitas dan tenaga pengajar di STPI kian canggih sesuai standar kelas international. Kini, tercatat sekitar taruna-taruni yang belajar di STPI yang berasal dari seluruh wilayah di Tanah Air. Mereka dididik oleh sekitar 118 dosen serta dibantu puluhan instruktur professional termasuk mereka dari TNI/ Polri. Para taruna-taruni selama pendidikan hidup di asrama dan diawasi ketat para instruktur dan Pembina Taruna Bintar. Hidup mereka terjadwal dan terencana dengan pasti sejak bangun tidur sampai tidur lagi. Sejak awal, mereka dikondisikan hidup tertib, disiplin dan siap diterjun dalam kondisi paling buruk Harian sore Sinar Harapan edisi, Selasa 12 Mei 2015 Editor Farida Denura Menteri Nadiem Rilis Platform Rapor Pendidikan versi MEA, Inovasi, dan Bersiap Menuju BLU Rabu, 10 Mei 2023 - Pemerintah berharap Ikatan Alumni Curug dituntut harus dapat mampertahankan dan meningkatkan kontribusi terhadap penerbangan Indonesia. Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia STPI Curug telah banyak mencetak lulusan. Alumni STPI Curug bekerja di pemerintahan mau pun industri penerbangan. Lulusan STPI Curug bekerja pada bidang teknik dan lalu lintas penerbangan, penerbang, serta manajemen penerbangan. Mereka berkontribusi aktif dan dapat memberikan masukan serta peningkatan baik sumber daya manusia mau pun keamanan."Ikatan Alumni Curug dituntut mampu menjadi pemimpin untuk keselamatan, teknikal, dan komersial dengan kualitas lulusan yang kompetitif. Juga dapat menjadi kebanggaan bangsa dan negara dalam industri penerbangan global," kata Dirjen Perhubungan Udara, Agus Santoso, saat membuka Rapat Kerja Nasional Ikatan Alumni Curug, Jumat 4/5/2018. Baca Indonesia Pertahankan Tingkat Keselamatan Penerbangan Salah satu tujuan rakernas tersebut yakni mendapatkan gambaran dari para pelaku industri penerbangan, terkait profil lulusan seperti apa yang diharapkan yang sesuai dengan kebutuhan industri aviasi. Sesuai Undang–undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, Pemerintah bertanggung jawab atas persiapan dan pengembangan sumber daya manusia di sektor penerbangan. Dengan tujuan menciptakan SDM yang profesional, kompeten dan memiliki integritas di bidang pesawat udara, transportasi udara, manajemen bandara serta navigasi, keselamatan, dan keamanan mengatakan, saat ini peraturan penerbangan sipil Indonesia telah mengubah referensi dasarnya dari FAA Concept menjadi ICAO Concept. Utamanya, imbuhnya, terkait aeronautical knowledge dan keterampilan, tes bagi stages pilot, commercial pilot, instrument rating, dan airline transport pilot telah mengacu pada ICAO Standards and Recommended Practices ICAO SARPs Annex 1. Baca Performa Navigasi Indonesia dapat Nilai Sangat Baik dari ICAO Namun, pemberlakuan international standards ini tidak akan berdampak positif jika tidak didukung kepatuhan sekolah penerbang untuk selalu memenuhi ketentuan tersebut. Agus meminta sekolah penerbang senantiasa mematuhi regulasi dan meningkatkan kualitas instruktur, silabus, fasilitas pelatihan yang didukung oleh kualitas manajemen yang baik. KURNIASIH BUDI Aktivitas di Bandara Marinda di Kabupaten Raja Ampat, Jumat 4/5/2018. Dengan begitu, institusi itu dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas sesuai dengan standar maskapai penerbangan dalam negeri dan asing. "Serta mampu berkiprah di dunia penerbangan internasional baik di kawasan Asia Pasifik mau pun dunia,” ujarnya. Baca Tingkatkan Kualitas SDM Penerbangan Sipil Indonesia Gandeng ICAO Direktorat Jenderal Perhubungan Udara juga tengah melakukan evaluasi untuk menetapkan kerangka pengembangan yang optimal pada penerapan Multicrew Pilot Licence MPL. Evaluasi itusesuai ICAO Annex 1 amendment 175 untuk meningkatkan kompetensi pilot ab initio. Agus berharap dapat memberikan masukan positif dalam pengembangan MPL. KURNIASIH BUDI Aktivitas di Bandara Domine Eduard Osok, Sorong, Papua Barat, Jumat 4/5/2018. Rapat Kerja Nasional 1 Ikatan Alumni Curug juga diharapkan dapat menjadi wadah komunikasi dan menghimpun potensi dari para alumni agar berkontribusi untuk kemajuan STPI. "Sehingga para alumni dapat ikut andil dalam mengisi pembangunan nasional di bidang penerbangan serta kegiatan lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara," ujarnya.

gelar lulusan stpi curug